..

Senin, 28 Maret 2011

Ngomongin mati = tabu?

Adakah pikiran-pikira aneh di otak kalian? Bagaimana cara kalian mengeluarkan pikiran-pikiran aneh itu dari otak kalian? Menceritakan pada orang lain? Menuliskan dalam blog pribadi atau diary? Melakukan yang dipikirkan? Atau hanya dipendam saja? Apa yah yang sebaiknya dilakukan ketika kita punya pikiran aneh?

Pikiran aneh yang gw pikirkan, kadangkala gw ungkapkan ke orang lain. Tapi orang yang gw ceritain malah ada nyuruh gw istigfar, ada yang menarik nafas dengan berat, ada yang hanya terdiam, dan ngga sedikit yang melengos. Pikiran gw dianggap tabu. Kebanyakan gara-gara pikiran tentang kematian. Berikut ini gw kasi tau ke kalian apa yang suka gw pikirin tentang kematian:

"..pengen deh pas gw mati dikubur di taman makam pahlawan." Soalnya gw merasa orang-orang yang dikubur di sana terhormat sekali, upacara kematian yang begitu khidmat, sudah tiada pun masih diberi kehormatan setinggi-tingginya dan didoakan oleh orang-orang satu Negeri ketika hari pahlawan tiba. Salah kah gw punya cita-cita dimakamkan di TMP?

"..gw matinya kapan yah? Kenapa gw mati?." INi emang ga penting, super ngga penting. Tapi sekali lagi, semua orang pasti punya kan pikiran ngga penting?

"..beli tanah 2x1 sama nisan dari sekarang aja kali yaa?" Ini kan maksud gw, pas gw memang sudah waktunya pulang cukuplah keluarga gw repot mengurus jenazah gw dan menerima tamu yang ingin turut memberikan penghormatan terakhir ke gw, jadi gw meringankan beban mereka gitu dengan menyiapkan tempat dan tanda peristirahatan terakhir buat diri gw sendiri. Lagian kan buat jaga-jaga juga siapa tau nanti mah harga tanah mahal banget..

Extrim kah pikiran gw? Menurut gw ngga, karena ini adalah rencana masa depan yang sesungguhnya bukan? Gw akuin emang gw belum siap kembali ke Rahmatullah karena bekal gw belum cukup dan gw ga punya pengetahuan tentang survival di akhirat kalo perbekalan kita minimalis, ngga ada yang punya! Semua yang hebat-hebat memberi petunjuk apa yang harus kita lakukan agar kita memiliki bekal yang cukup untuk di akhirat nanti, dan bekal gw sama sekali belum cukup. Kita semua yang hidup sesungguhnya sedang melakukan perjalan pulang ke Rahmatullah kan? Kita hanya ngga tau siapa yang nyampe duluan dan kapan kita nyampe.


Cukup lah gw menuangkan pikiran gw. Gw gatau apa yang kalian pikirkan tentang pikiran gw, yang jelas, mari kita menyiapkan bekal yang banyak-berguna-bermanfaat-sehat-menyenangkan-dan tentusaja mencukupi.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

haha, kalo gw mah terserah dikubur dimana aja, asal sering dikunjungi keluarga aja :p

(Icha) Khaerunnisa mengatakan...

dan didoain tentusaja!

Anonim mengatakan...

wah minta dong ikannya hehe..sepertinya enak..

seorang pembaca liar :)

Anonim mengatakan...

ah bagus itu, memikirkan kematian berarti memikirkan hari akhirat , semoga ada persiapan